CALL CENTER 24 JAM : 0816 111 3039 - 0851 7958 3039

Kondisi Terkini Tempat Pemakaman Umum di Jakarta: Solusi Sistem Makam Tumpang

11/3/20251 min read

aerial photography of city
aerial photography of city

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan DKI Jakarta Menyampaikan Informasi Penting

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan (Distamhut) DKI Jakarta, Fajar Sauri, baru-baru ini mengungkapkan kondisi terkini mengenai tempat pemakaman umum (TPU) di Jakarta. Dalam konferensi pers yang berlangsung pada Rabu, 22 Oktober 2025, Fajar menyebutkan bahwa dari 80 TPU yang tersebar di lima wilayah Jakarta, sebanyak 69 di antaranya sudah penuh. Hal ini menunjukkan tantangan signifikan dalam penyediaan lahan untuk pemakaman di ibukota.

Tantangan Keterbatasan Lahan Pemakaman di Ibu Kota

Kondisi lahan pemakaman yang semakin terbatas membuat sebagian besar TPU di Jakarta terpaksa hanya melayani sistem pemakaman tumpang. Sistem ini dapat dilakukan dalam satu liang lahad keluarga, sehingga dianggap sebagai solusi sementara mengingat keterbatasan yang ada. Dalam banyak kasus, pemakaman tumpang memadukan lebih dari satu jenazah dalam satu lokasi, yang merupakan alternatif untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang tersedia. Fajar mengingatkan bahwa meskipun sistem ini cukup efektif, masyarakat tetap perlu memahami pentingnya eufemisme dan pengaturan yang rapi dalam penyelenggaraan pemakaman.

Solusi Mempertahankan Tradisi dan Pengelolaan Lahan

Dari sisi lain, tim Distamhut juga berupaya untuk meningkatkan pengelolaan lahan pemakaman dengan mempertimbangkan keberlangsungan, kenyamanan, dan keindahan TPU. Namun, dengan jumlah TPU yang terbatas dan permintaan yang terus meningkat, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam mencari solusi jangka panjang. Inisiatif seperti pengembangan TPU baru dan kemungkinan kerjasama antara pemangku kepentingan akan menjadi langkah yang krusial dalam menyikapi permasalahan ini.

Fajar menghimbau masyarakat untuk lebih bijaksana dalam memilih metode pemakaman, terutama di tengah kondisi yang ada saat ini. Implementasi sistem makam tumpang dapat menjadi salah satu opsi, tetapi perlu dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor etika dan kenyamanan keluarga yang ditinggalkan. Maka dari itu, perencanaan yang matang sangat diperlukan untuk menjamin bahwa setiap pemakaman mendapat penghormatan yang layak dan aman bagi semua pihak.

Secara keseluruhan, situasi TPU di Jakarta adalah gambaran nyata dari tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan lahan. Kesadaran dan kerjasama dari masyarakat, pemerintah, serta semua stakeholder adalah kunci untuk menemukan solusi yang berkelanjutan. Diharapkan dengan langkah-langkah yang tepat, kita dapat mewariskan tradisi yang baik dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap prosesi pemakaman.